Wednesday, September 28, 2011

Minyak Libya, Harapan Barat Keluar dari Krisis Ekonomi

Lawatan intens sejumlah pejabat teras beberapa negara Barat pendukung pembrontak ke Libya baru-baru ini memicu pertanyaan besar tentang motif di balik kunjungan mereka di negara kaya minyak ini.

Perdana Menteri (PM) Inggris, David Cameron, menyatakan, sejumlah negara Barat yang membantu pemberontak (Pemerintahan Transisi Nasional Libya) menggulingkan rezim Gaddafi berkewajiban mewujudkan tuntutan rakyat membentuk negara demokratis di Libya.

Selain Cameron, Presiden Perancis, Nicolas Sarkozy mengklaim tujuan besar NATO di Libya saat ini adalah menjamin keamanan dan stabilitas Libya pasca tergulingnya Gaddafi.

Alasan klise seperti ini juga dikemukakan para pemimpin Barat ketika mereka menginvasi, kemudian menjarah kekayaan alam Afghanistan dan Irak. Pasukan NATO yang dipimpin AS menguasai Afgahanistan dengan memanfaatkan alasan yang sama.

Tapi faktanya, setelah 10 tahun bercokol di Afghanistan, alih-alih mampu menjaga keamanan negara yang porak-poranda akibat perang, AS dan negara-negara Barat justru meningkatkan instabilitas Afghanistan sambil menjarah kekayaan alamnya.

Demikian juga yang dilakukan AS dan Inggris di Irak. Bahkan, setelah ditandatanganinya kesepakatan keamanan Baghdad Washington (SOFA), Washington masih saja berambisi untuk terus menempatkan tentaranya di negara yang memiliki cadangan minyak terbesar kedua di dunia ini.

Skenario yang sama terulang di Libya. Sekjen NATO, Anders Fogh Rasmussen mengklaim bahwa Pakta Pertahanan Atlantik Utara berupaya membantu rakyat Libya membangun negara baru yang demokratis pasca tergulingnya rezim Gaddafi.

Janji serupa juga dikemukakan NATO pada rakyat Afghanistan dan Irak, tapi realitanya negara Barat justru memicu kerusakan bagi kedua negara Muslim itu.

Tak heran, jika para analis dunia menilai, statemen terbaru pejabat teras Inggris dan Perancis tentang peran NATO di Libya sebagai kebohongan baru untuk menjustifikasi imperialisme gaya baru oleh Barat atas Libya.

Selain Cameron dan Sarkozy, sejumlah pejabat politik negara Barat lainnya juga berduyun-duyun mengunjungi Tripoli. Padahal, di dalam negeri mereka sendiri, negara-negara adidaya itu sedang limbung dan terhuyun-huyun dilumat krisis ekonomi.

Karenanya, sejumlah analis menilai, AS, Inggris, Prancis, dan sejumlah negara Barat lainnya melirik emas hitam (minyak bumi dan sejumlah mineral lainnya) yang melimpah ruah di Libya sebagai jalan untuk menyelamatkan diri mereka.

Rupanya, keserakahan mereka selama ini belum cukup terpenuhi hanya dengan menguasai ladang-ladang minyak dan mineral lainnya di Afghanistan dan Irak. Rupanya, ladang-ladang minyak di kedua negeri Muslim itu belum cukup untuk mengatasi kebobrokan sistem ekonomi ribawi yang mereka praktikkan.

Inilah perampokan di era modern yang seakan-akan legal atas nama demokrasi. Padahal, ini sejatinya adalah realisasi dari program Timur Tengah Baru (New Middle East). Program ini diluncurkan untuk menggganti peogram lama yang bernama “Timur Tengah Raya.”

Program yang berisi ambisi Barat untuk menata kawasan Tmur Tengah sesuai kepentingan AS dan Barat ini diproklamasikan oleh Menteri Luar Negeri AS Condoleezza Rice dan Perdana Menteri Israel Ehud Olmert. Peluncurannya, bertepatan  dengan peresmian Terminal Minyak Baku–Tbilisi–Ceyhan (BTC) di Laut Mediterania Timur Juni 2006.

Istilah Timur Tengah Baru (New Middle East) ini kembali dikenalkan ke seluruh dunia oleh Rice dalam jumpa pers di Tel Aviv, Israel, juga pada Juni 2006. Jadi, tergulingnya Gaddafi hanya alasan yang dicarii Barat untuk mengeruk emas hitam yang melimpah di negara Afrika Utara ini. Sungguh ironis, mereka mengejar kemakmuran dengan cara menghancurkan negara lain.

Sumber : Sabili.co.id

Monday, September 26, 2011

Dibalik Perang Irak, Tentara-Tentara Korea Selatan Masuk Islam

Perang Irak memberi makna lain bagi "Unit Zaitun", nama pasukan Koera Selatan yang ikut dikirim ke Irak pada tahun 2006 sebagai bagian dari pasukan koalisi AS. Sebelum berangkat dan ditempatkan di kota Irbil, kota warga Kurdi di utara Irak, 37 anggota unit ini menyatakan diri masuk Islam dan bersyahadat di Masjid Hannam-dong, Seoul.

"Saya memutuskan menjadi seorang Muslim, karena saya merasa Islam sebagai agama yang lebih humanis dan damai dibandingkan agama-agama lainnya. Kalau kita bisa secara religius berinteraksi dengan warga lokal, saya pikir ini akan banyak membantu kami menjadi misi damai untuk melakukan rekonstruksi di Irak," kata Letnan Son Hyeon-ju dari pasukan khusus Brigade ke-11, salah satu tentara Korea Selatan yang masuk Islam.

Saat itu, pada hari Jumat di bulan Juli 2006, Hyeon-ju beserta 36 tentara Korea Selatan lainnya mengambil wudu, lalu duduk berjajar di dalam Masjid Hannam-dong. Dengan bimbingan imam masjid, mereka melafazkan dua kalimat syahadat dan mulai hari itu, para tentara yang akan diberangkatkan ke Irak itu resmi menjadi muslim.

Militer Korea mungkin tak pernah menyangka kesempatan untuk mempelajari Islam dan bahasa Arab bagi para tentara, terutama Unit Zaitun, yang akan dikirim ke Irak, akan membuat puluhan tentaranya masuk Islam. Pertimbangannya ketika itu, karena mayoritas penduduk kota Irbil adalah muslim, sedangkan tentara Korea yang akan dikirim adalah nonmuslim, maka para tentara itu dikirim ke Masjid Hannam-dong untuk belajar dan memahami tentang Islam dan komunitas Muslim. Ternyata, sebagian tentara itu malah benar-benar jatuh cinta pada Islam dan memutuskan untuk memeluk agama Islam.

Salah seorang anggota pasukan Unit Zaitu dari Divisi ke-11 Angkatan Bersenjata Korea Selatan, Kopral Paek Seong-uk yang masih berusia 22 tahun mengatakan, "Di kampus, saya mengambil jurusan bahasa Arab dan setelah membaca isi Al-Quran, saya jadi sangat tertarik pada Islam. Saya pun memutuskan untuk menjadi seorang muslim selama mengikuti program yang diselenggarakan Unit Zaitun, sebuah pengalaman religius buat saya."

Kopral Paek Seong-uk dengan antusias mengungkapkan keinginannya jika sudah sampai di Irak. "Saya ingin ikut serta dalam acara-cara keagamaan dengan warga lokal, sehingga mereka bisa merasakan rasa persaudaraan. Saya juga juga ingin memastikan warga lokal bahwa pasukan Korea Selatan bukan pasukan penjajah, tapi pasukan yang dikerahkan untuk membantu misi kemanusiaan di Irak," ujar Paek Seong-uk.

Tentara-tentara Korea yang memilih menjadi muslim itu, paham betul pentingnya homogenitas agama di tengah komunitas Muslim. "Jika agama Anda sama, Anda tidak akan diperlakukan sebagai orang asing, tapi akan diperlakukan seperti layaknya warga lokal. Lebih dari itu, Islam mengajarkan tata cara perang yang beradab. Muslim tidak boleh menyerang kaum perempuan, bahkan dalam peperangan," kata seorang pejabat militer Korea Selatan, mengomentari puluhan tentaranya yang masuk Islam.

Sumber : Eramuslim.com

Wednesday, September 14, 2011

Sensus: 1 dari 6 Warga AS Miskin!

Jumlah rakyat miskin di Amerika Serikat terus meningkat. Bahkan kini jumlahnya telah membengkak mencapai 46,2 juta jiwa atau berarti hampir 1 dari 6 warga AS hidup dalam kemiskinan.

Sementara jumlah warga yang tidak memiliki asuransi kesehatan telah meningkat menjadi 49,9 juta jiwa. Ini angka tertinggi dalam kurun waktu lebih dari 20 tahun.

Demikian angka-angka terbaru menurut laporan Biro Sensus AS yang dirilis hari Selasa, 13 September waktu setempat seperti dilansir Detroit Free Press, Rabu (14/9/2011).

Menurut laporan sensus tersebut, angka kemiskinan keseluruhan di AS telah meningkat menjadi 15,1 persen dari 14,3 persen pada tahun lalu. Ini rekor tertinggi sejak badan statistik AS mulai melakukan pendataan keluarga miskin pada tahun 1959 lalu.

Dari total warga miskin sebanyak 46,2 juta jiwa itu, sebagian besar berada di negara bagian Mississippi yakni sebanyak 22,7 persen. Sementara angka terendah yakni 6,6 persen di negara bagian New Hampshire.

Sensus tersebut juga menunjukkan, kemiskinan meningkat di kalangan semua kelompok ras dan etnis kecuali warga Asia. Jumlah warga miskin di kalangan Hispanik meningkat dari 25,3 persen menjadi 26,6 persen. Untuk kalangan warga kulit hitam, angkanya melonjak dari 25,8 persen menjadi 27,4 persen. Untuk kalangan warga kulit putih, angkanya naik tipis dari 9,4 persen menjadi 9,9 persen. Sedangkan di kalangan warga Asia, angkanya tetap di kisaran 12,1 persen.

Definisi kemiskinan di AS ditentukan dari pendapatan tahunan yang kurang dari US$ 22.314 untuk satu keluarga yang terdiri dari empat orang atau US$ 11.139 untuk satu orang atau pendapatan kurang dari US$ 30 per hari.

Sumber : http://detiknews.com

Thursday, September 8, 2011

Survei CNN: Rendang Terlezat di Dunia

Dua hidangan khas Indonesia, rendang dan nasi goreng, untuk saat ini masuk dalam jajaran teratas daftar makanan paling lezat di dunia. Ini berdasarkan survei para pemerhati stasiun berita CNN, yang dimuat di laman CNNGo. Survei itu dihimpun melalui akun CNN di laman jejaring sosial Facebook.

Kepopuleran rendang, yang ada di urutan pertama, disusul nasi goreng mengalahkan Massaman curry asal Thailand yang sebelumnya ditasbihkan jadi makanan paling enak di muka Bumi.

Fakta ini juga diamini awak CNN. "Setelah menjaring lebih dari 35.000 suara, makanan paling enak di dunia bukan Massaman curry, yang kami sarankan, tapi hidangan daging berbumbu yang pedas dari Sumatera Barat," demikian hasil survei yang dimuat situs CNN, 7 September 2011.

Makanan asal Indonesia lainnya, sate, juga masuk dalam daftar. Di urutan 14. Meski menjadi raja, jumlah makanan Indonesia kalah dengan asal Thailand -- yang genjar mempromosikan wisata, termasuk kuliner, dengan dukungan maksimal dari pemerintah.

Berikut daftar 50 makanan paling lezat di dunia versi pembaca CNN:

1. Rendang, Indonesia
2. Nasi Goreng, Indonesia
3. Sushi, Jepang
4. Tim yam goong, Thailand
5. Pad thai, Thailand
6. Som tan (salad pepaya), Thailand
7. Dim sum, Hong Kong
8. Ramen, Jepang
9. Peking duck, China
10. Massaman curry, Thailand
11. Lasagna, Italia
12. Kinchi, Korea
13. Chicken rice, Singapura
14. Sate, Indonesia
15. Ice cream, AS
16. Kebab, Turki
17. Gelato, Italia
18. Croissant, Prancis
19. Green curry, Thailand
20. pho, Vietnam
21. Fish 'n' chips, Inggris
22. Egg tart, Hong Kong
23. Bulgogi, Korea
24. Fried rice, Thailand
25. Chocolate, Meksiko
26. Penang assam laksa, Malaysia
27. Tacos, Meksiko
28. Barbeque pork, Hong Kong
29. Chili crab, Singapura
30. Cheeseburger, AS
31. Fried rice, AS
32. Lobster, Global
33. Seafood paella, Spanyol
34. Shrimp dumpling, Hong Kong
35. Neapolitan Pizza, Italia
36. Moo nam tok, Thailand
37. Potato chips, AS
38. Warm brownie and vanilla ice cream, Global
39. Masala dosa, India
40. Bibimbap, Korea
41. Galbi, Korea
42. Hamburger, Jerman
43. Fajitas, Meksiko
44. Laksa, Singapura
45. Roti prata, Singapura
46. Sirup Maple, Kanada
47. Fettucini alfredo, Italia
48. Parma Ham, Italia
49. Lechon, Filipina
50. Goi cuon, Vietnam

Sumber : vivanews.com

Amir Kiat