Wednesday, October 19, 2011

Cina hendak membeli California

Gubernur California, AS, Arnold Schwarzenegger bertemu dengan para pemimpin China. Mereka ingin membeli California! Sebuah satire tentang situasi krisis yang dihadapi AS.

California akan bangkrut dan menurut Gubernur Arnold Schwarzenegger tidak ada jalan kembali. Kami telah mencoba segalanya. Kami tidak punya uang. Kita harus datang dengan solusi kreatif untuk menyelamatkan negeri, kata sang Gubernur kepada wartawan.

California adalah daerah bencana ekonomi yang total dan komplit. Pemerintah negara bagian California diproyeksikan memiliki defisit anggaran setidaknya 19 miliar dolar tahun ini, dan tahun berikutnya kesenjangan anggaran diproyeksikan tumbuh hingga 37 miliar dolar. Sedang seluruh anggaran bagi pemerintah California hanya sekitar $ 125 miliar per tahun. Peringkat kredit California adalah yang terendah dari semua 50 negara bagian di AS, dan akan lebih rendah lagi.

Negeri ini sudah berakhir, kata Senator Negara Bagian Warren Pool dari San Jose.


Bagaimana California akan mendapatkan uang tunai yang dibutuhkan untuk bertahan hidup? Jawabnya: Negeri Cina.

Atas undangan dari Gubernur Schwarzenegger, para pemimpin Cina terbang ke Sacramento, untuk mencari kesepakatan untuk membeli California. Kesepakatan itu adalah bahwa kita masih akan menjadi bagian dari Amerika Serikat, tetapi Cina akan mengambil alih pemerintah negara bagian. Mereka akan membuat semua keputusan ekonomi dan politik dalam negara bagian, tetapi mereka akan tunduk pada pemerintah federal pada isu-isu nasional.


Ini adalah isu hak-hak negara, kata pakar konstitusional, Chris Rigaux dari Stanford Law School. California memiliki hak untuk mengelola keuangannya sendiri tanpa pemerintah AS bis amenghalangi. Negara telah bangkrut dan jika China ingin memiliki sebagian - atau semua - California dan anggota parlemen ingin menjual negara kepada mereka, itu secara konstitusional diperbolehkan .

Beberapa anggota parlemen California sangat tidak setuju dengan keputusan itu. Ini adalah keterlaluan!, Kata Linda Sunstein, seorang senator Partai Republik dari San Diego. California akan berada di bawah kontrol Cina. Kita akan menjadi negara komunis!

Lihat, Cina sudah memiliki sebagian yang baik dari Cina hendak membeli California

Amerika Serikat, mereka praktis telah memiliki seluruh negeri ini, kata Gubernur Schwarzenegger kepada wartawan. Cina tampaknya tahu bagaimana untuk mengurusi.

Gubernur Schwarzenegger berharap untuk menyelesaikan kesepakatan sebelum pemilihan November. Meg Whitman dari Partai Republik bertarung dengan Jerry Brown dari Demokrat. Jika kita mencapai kesepakatan, seperti yang saya harap kita lakukan, kita tidak akan perlu pemilu tersebut. Orang Cina hanya akan menunjuk pemimpin untuk kepala Departemen California.

Rumor bahwa Gubernur Arnold Schwarzenegger menerima pembayaran uang tunai $ 10 miliar dari Cina, sebagai imbalan untuk memperantaraa kesepakatan tersebut, benar-benar palsu. Tapi mereka mungkin benar.

Cina sudah berencana mengubah lambang negara California dari Beruang menjadi Panda.

Sumber : wakalanusantara.com

Gerakan Anti Wall Street Kian Militan?

Aksi demonstrasi anti Wall Street yang menggeliat sejak awal Oktober di New York kini mulai meluas ke Eropa. Di Amerika, awalnya hanya dihadiri ratusan demonstran yang umumnya mahasiswa. Dipicu oleh krisis ekonomi, dan keresahan atas ketamakan korporasi serta korupsi para elit bisnis, aksi itu kian membesar dari hari ke hari.

Di New York, aksi pada Sabtu 15 Oktober 2011 kemarin diikuti puluhan ribu demonstran. Para pengunjuk rasa memenuhi Times Square, pusat bisnis dan perbelanjaan di New York. Mereka adalah bagian dari “Hari Protes Global” untuk Gerakan Kuasai Wall Street yang telah dimulai beberapa pekan lalu di kota itu.

Pada hari sama, puluhan ribu orang lainnya juga berkumpul di berbagai kota lain di penjuru dunia. Mereka juga menentang praktik serakah korporasi, dan peran Wall Street dalam krisis keuangan. Selain New York, sejumlah kota lain adalah Madrid, London, Roma, Frankfurt, Sydney, dan Hongkong.

Di Madrid, Spanyol, puluhan ribu orang tergabung dalam gerakan "Indignants" berkumpul di pusat kota, lapangan Puerta del Sol. Aksi "Indignants" ini sendiri sebenarnya sudah digalang sejak jatuhnya ekonomi Spanyol, musim panas kemarin.

Di London, Inggris, lebih dari 2.000 demonstran berkumpul di depan Katederal St Paul. Dalam aksi demonstrasi yang dihadiri pendiri Wikileaks Julian Assange. Para demonstran mengutuk sistem ekonomi dan perbankan Inggris yang dianggap memberi celah bagi perilaku korupsi.

Sayangnya, aksi serupa di Roma berujung kerusuhan. Aksi damai itu berubah ricuh setelah sekelompok demonstran radikal berjubah hitam melakukan aksi pembakaran mobil, dan menyerang para pemburu berita.

Para demonstran juga merusak properti, dan membakar sejumlah mobil serta bendera Italia dan bendera Uni Eropa. Walikota Roma mengatakan kerugian akibat aksi itu sekitar $1,4 juta. Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi berjanji akan segera mengidentifikasi para pelaku, dan menangkap para perusuh.

Kaum '99 Persen'

Makin meluasnya "Gerakan Kuasai Wall Street" juga disebabkan oleh kampanye masif di internet. Awalnya, gerakan ini menggalang dukungan lewat internet, dengan mengumpulkan sejumlah cerita keluhan tentang kesulitan keuangan akibat krisis.

Massa yang menamakan diri 'Kelompok 99 Persen' ini mengumpulkan warga yang menuliskan keluh kesahnya dalam selembar kertas, lalu dipublikasi di laman wearethe99percent.tumblr.com.

Angka 99 persen itu adalah representasi jumlah warga negara AS yang susah akibat ulah miliuner, yang hanya berjumlah 1 persen. Selain itu, yang juga dianggap masuk kelompok 1 persen adalah para politisi, pengusaha, dan pemimpin korporasi.

Aksi sebagian besar dilakukan mahasiswa ini mengklaim sebagai pergerakan tanpa pemimpin. Anggotanya terdiri dari masyarakat berbagai macam warna, jenis kelamin dan haluan politik, kanan atau kiri.

Isu yang dibawa adalah isu populer, dan langsung menyentuh kehidupan masyarakat Amerika Serikat. Secara perlahan aksi ini meraih simpati dan semakin membesar.

"Para anak muda ini berbicara mewakili kebanyakan warga Amerika yang frustasi terhadap para bankir dan broker yang mengambil untung dari hasil kerja keras mereka," kata Larry Hanley, presiden Serikat Pekerja Transit, ketika ditanya alasan keikutsertaan dalam aksi demonstrasi itu.

"Ketika kita banting tulang setiap hari, setiap bulan, para jutawan dan miliuner di Wall Street hanya duduk diam, dan tak tersentuh. Mereka menceramahi kami bagaimana meningkatkan kerja," ujar Hanley, pemimpin serikat yang beranggotakan 20.000 orang ini.

Politis?

Gerakan Kuasai Wall Street adalah aksi protes atas sejumlah kebijakan pemerintah dan Bank Sentral AS. Kebijakan keuangan yang diambil selama ini dianggap memihak golongan 1 persen, ketimbang kesejahteraan masyarakat. Salah satu yang diprotes, adalah kebijakan bail out oleh Bank Sentral untuk menyelamatkan sejumlah korporasi besar.

Kepala Bank Sentral AS Ben Bernanke mengatakan dia tak bisa menyalahkan cara berpikir seperti itu. Tanggapan Bernanke ini diucapkan saat menjawab pertanyaan anggota Kongres asal Partai Republik, Michael Burgess, dalam sebuah rapat dengar pendapat.

"Saya berpikir masyarakat tak puas dengan kondisi ekonomi, dan apa yang terjadi saat ini. Dengan bermacam justifikasi, mereka menyalahkan sejumlah persoalan di sektor keuangan sebagai penyebab. Mereka tak puas dengan respon kebijakan yang dibuat di Washington. Dalam beberapa hal, saya tidak bisa menyalahkan mereka," ujar Bernanke.

Presiden AS Barack Obama memahami jika gerakan ini adalah ungkapan frustrasi atas apa yang dirasakan masyarakat Amerika Serikat. Namun, Obama tetap menyesalkan aksi demonstrasi itu.

"Kita memang mengalami krisis keuangan terparah sejak Depresi Besar (krisis keuangan AS di tahun '30-an)," ujar Obama. "Dan Anda bisa melihat sejumlah orang yang secara tak bertanggung jawab melawan upaya kami (pemerintah AS) dalam melawan praktek yang menyebabkan kita dalam kondisi ini," Obama melanjutkan.

Aksi Gerakan Kuasai Wall Street pun kemudian bernuansa politis ketika salah satu kandidat Presiden AS asal Partai Republik Herman Cain menuduh gerakan itu anti-kapitalis. Cain bahkan juga menuding gerakan ini adalah pengalihan isu atas sejumlah kebijakan gagal dari pemerintahan Obama.

"Jangan salahkan Wall Street, jangan salahkan bank-bank besar. Jika Anda tidak punya pekerjaan, jika Anda tidak kaya, salahkan diri Anda sendiri," ujar Cain.

Sejak awal, dengan menyebut gerakan ini sebagai tanpa pemimpin pun sebenarnya adalah upaya menghindari politisasi. Ketegasan "Kaum 99 Persen" ini dalam menyatakan Gerakan Kuasai Wall Street sebagai ungkapan kekecewaan pun terlihat dalam situs mereka.

"Kami adalah 99 persen. Kami yang diusir dari rumah. Kami yang dipaksa memilih antara membeli makanan atau membayar tagihan. Kami yang ditolak oleh layanan kesehatan berkualitas. Kami yang menderita akibat polusi lingkungan. Kami yang dipaksa bekerja berlebihan tapi dibayar rendah. Kami tidak mendapatkan apa-apa, sementara kaum satu persen mendapatkan semuanya," tulis situs itu.

Kian militan?

Di Amerika Serikat, militansi para demonstran juga kian meninggi. Polisi Chicago misalnya harus menahan 175 demonstran pada Minggu 16 Oktober 2011, dini hari. Mereka menolak perintah polisi untuk melucuti kemah, dan meninggalkan taman kota karena tempat itu tutup.

Chicago Tribune melaporkan sekitar 500 orang mendirikan tenda di gerbang Grant Park, Chicago pada Sabtu petang setelah aksi demonstrasi yang melibatkan 2000 orang. Polisi mengingatkan para demonstran setelah taman ditutup pada pukul 11 malam, dan menahan mereka yang menolak pergi. Mereka kini diperiksa, dan terancam denda karena melanggar peraturan kota.

Di New York, puluhan orang ditahan pada Sabtu kemarin ketika para demonstran memasuki sebuah kantor cabang Citibank, dan menolak meninggalkan tempat itu. Bank itu sementara ditutup, sampai para pemrotes bisa diusir dari sana.

Sumber : Vivanews.com

Friday, October 14, 2011

Duet Maher Zain - Fadly 'Padi' Tampil Heboh

Mengenakan kaus berwarna putih yang dibalut kemeja bermotif kotak-kotak dengan warna abu-abu plus topi pet yang selama ini menjadi ciri khasnya, penyanyi kelahiran Lebanon,  yang berkewarganegaraan Swedia, Maher Zain,  itu langsung menyapa penggemarnya yang sudah menunggu penampilannya sekitar satu jam.

Teriakan ribuan orang membahana kala Maher Zain memasuki lokasi konser di DBL Arena, Surabaya, Sabtu, 8 Oktober, malam. ”Assalamu Alaikum Surabaya. Kita bernyanyi bersama malam ini, ya. Insya Allah saya akan menghibur Anda semua,” sapanya bersama penyanyi asal Sulsel, Fadly 'Padi', yang dibalas kor tanda setuju dari penggemarnya.

Setelah menyapa, di bawah pancaran sinar lampu berwarna-warni serta tata latar panggung ala Timur Tengah, Maher Zain beraksi. Lagu demi lagu dia mainkan dalam konser bertajuk Konser Silaturahim untuk Indonesia tersebut. Single pertama yang dia bawakan malam itu adalah Always Be There.

Beberapa hitnya yang lain, seperti For The Rest of My Life, Hold My Hand, Subhanaallah, dan The Chosen One, secara bergantian juga dibawakan. Total, pria kelahiran 16 Maret 1981 tersebut menampilkan 14 lagu.

Di antara seluruh lagu itu, bisa ditebak, yang paling mengguncang DBL Arena, adalah lagu Insya Allah, yang dinyanyikan secara duet dengan Fadly ”Padi”.

Tanda-tanda kehebohan konser mulai terasa ketika Maher muncul di atas panggung. Semakin semarak karena kemunculannya diiringi bunyi tepukan perkusi. Lalu, diikuti liukan seruling khas Arab yang membuat bulu kuduk berdiri. ”Masya Allah, sambutan di sini begitu mengagumkan. Terima kasih Mas Bro dan Mbak Sis (panggilan Maher kepada fansnya di Indonesia, Red),” katanya.

Maher juga piawai berkomunikasi dengan audiensnya. Dia sampai turun dari panggung untuk menyapa langsung penggemar. Maher bahkan menggendong Rayhan Prayatta (1,5), salah seorang penonton cilik yang malam itu berdandan ala dirinya. ”Subhanallah, ini seperti saya ketika masih kecil. Kamu tampan,” katanya sambil menggendong dan mencium anak lelaki tersebut.

Kepintaran mengatur repertoar juga membuat emosi penonton teraduk.  ”Alhamdulillah, saya merasa senang di sini,” ucap dia. 

Dalam kesempatan tersebut, Maher juga berduet dengan penyanyi muslim lain yang berkewarganegaraan Kanada, Irfan Makki. Surabaya merupakan kota kedua yang disinggahi Maher dalam turnya di Indonesia. Sebelumnya, dia tampil di Bandung (6/10). Dia juga tampil di Istora Senayan, Jakarta.

Sumber : Fajar.co.id

Wednesday, October 5, 2011

Fatwa Rabi Yahudi, Haram Tentara Israel Dengarkan Lagu

Rabi Israel, Yona Metzger mengeluarkan fatwa melarang untuk merekrut tentara Israel yang mendengarkan lagu dari penyanyi wanita, dengan alasan bahwa suara wanita menggoda, dan haram menurut hukum Yahudi.

Rabi Yona Metzger, berfatwa bahwa ia menghormati hak tentara untuk menolak mendengar lagu dari penyanyi wanita. jika dalam perekrut tentara Angkatan Darat militer Israel masih ada yang mendengarkan lagu penyanyi wanita maka harus ditindak tegas dengan sanksi paling berat dikeluarkan dari satuan tugasnya.

Rabi mengeluarkan fatwa berjudul "Suara perempuan menggoda," sebuah dokumen yang terdiri dari 7 halaman, didistribusikan ke kantor-kantor kemiliteran, orang-orang dari agama Yahudi di Israel maupun di luar negeri.

Fatwa tersebut telah ditijau dari berbagai aspek menurut syariat yahudi yang menunjukkan bahwa suara perempuan menggoda (aurat), menurut hukum Yahudi, mengarah ke kesimpulan bahwa itu adalah haram, baik sendiri atau berkelompok mendengarkan suara penyanyi wanita.

Pada tahun 2009 kepala pendeta Yahudi atau disebut rabi, Yona Metzger, mengunjungi sebuah desa Yasuf utara Tepi Barat untuk mengetahui masjid yang dilempari obor api oleh kelompok ekstremis Yahudi. Aksi itu dinilai Metzger mengingatkan kembali holocaust yang pernah dialami bangsa Yahudi.

Kunjungan itu bertepatan dengan menghangatnya isu  holocaust pembantaian massal orang Yahudi di zaman Nazi Hitler dan telah membuat sejumlah petinggi Israel khawatir karena dapat membuat ketegangan baru. Sejauh ini belum ada satu pun orang yang ditahan terhadap aksi perusakan masjid itu. Namun, otoritas setempat menyebutkan kaum ekstremis Yahudi berada di balik kasus itu.

Mereka melampiaskan kemarahan dengan membakar masjid, terkait keputusan Pemerintah Israel menunda pembangunan permukiman Yahudi di wilayah pendudukan. Serangan itu menyebabkan karpet masjid dan tempat penyimpanan buku yang bertuliskan huruf Arab terbakar, termasuk beberapa mushaf Alquran. Mereka juga meninggalkan coretan tulisan Yahudi di lantai masjid.

Metzger menyatakan sarana ibadah jangan dikaitkan dengan kepentingan politik. Aksi pembakaran rumah dengan sengaja itu telah menyulitkan umat Yahudi, karena mereka pernah mengalaminya ketika kaum Nazi berkuasa. ''Ada ratusan sinagog. Mereka membawa semua kitab suci dan dibakar di jalan. Kami masih trauma. Di negara Israel tidak diizinkan kaum Yahudi melakukan hal serupa terhadap umat Islam,'' katanya.

Kedatangan Metzger beserta rombongan disambut sekitar 200 warga Palestina di desa tersebut. Mereka tampak ingin mengetahui apa yang ingin disampaikan Metzger.

Warga desa lainnya menyambut kedatangan Rabi tersebut dengan menuliskan ''Tidak ada pendudukan, tidak ada pembangunan pemukiman''. Metzger datang dikawal polisi Palestina dan menyempatkan diri berbicara sesaat dengan sejumlah wartawan sebelum masuk ke dalam masjid.

Metzger adalah kepala rabi Israel yang keturunan Eropa. Mahmoud Abu Salah, mantan pemimpin desa itu, menyambut hangat kedatangan Metzger. Namun, kedatangannya tidak menjamin dihentikannya aksi penyerangan yang dilakukan warga Yahudi. ''Pemerintah akan mengatakan pimpinan rabi datang dan mengutuk aksi itu, tapi bagaimana dengan warga pendudukan, apakah mereka akan menghentikan aksinya,'' kata Abu Salah.

Beberapa warga desa lainnya menyambut sinis kedatangan Metzger. ''Mengapa dia datang. Dalam banyak hal dia musuh Israel,'' kata Ahmad Juda, warga desa setempat. Metzger mengaku tidak mengetahui siapa pelaku aksi pembakaran masjid dan tidak bersedia menyebutkan siapa pelakunya sebelum tertangkap. Polisi juga tidak mengizinkannya menyelidiki aksi biadab itu.

Sumber : Sabili.co.id