Kuatnya belenggu besi
Mengikat kedua kaki
Tajamnya ujung belati
Menujam di ulu hati
Sanggupkah tak akan lari walau akhirnya
Pasti mati
Di kepala tanpa baja
Di tangan tanpa senjata
Akh itu soal biasa
Yang singgah di depan mata kita
Lusuhnya kain bendera di
Halaman rumah kita
Bukan satu alasan untuk kita tinggalkan
Banyaknya persoalan yang datang tak
Kenal kasian menyerang dalam gelap
Memburu kala haru
Dengan cara main kayu
Tinggalkan bekas biru
Lalu pergi tanpa ragu
Setan-setan politik kan datang mencekik
Walau dimasa pacekik tetap mencekik
Apakah slamanya politik itu kejam?
Apakah selamanya dia datang tuk menghantam?
Ataukah memang itu yang sudah digariskan?
Menjilat, menghasut, menindas
Memperkosa hak-hak sewajarnya
Maling teriak maling sembunyi balik dinding
Pengecut lari terkencing-kencing
Tikam dari belakang lawan lengah diterjang
Lalu sibuk mencari kambing hitam
Selusin kepala tak berdosa
Berteriak hingga serak didalam negeri yang congkak
Lalu senang dalam tertawa...he...he...he...he...
No comments:
Post a Comment